PICTURES SLIDE SHOW

Rabu, Juli 22, 2009

ILMU MUSTHALA al-HADIS

ILMU MUSTHALAH al-HADIS

Definisi: Musthalah Hadis adalah sebuah ilmu yang dengannya dapat diketahui kondisi perawi hadis dan hadis itu sendiri dari sisi diterima atau ditolaknya.
Manfaatnya: mengetahui hadis-hadis yang diterima dan ditolak dengan membedakan antara hadis yang shahih dan tidak shahih.
Pengambilan materinya: materi ilmu ini diambil dari kondisi matan (teks) hadis, kondisi perawi dan periwayatannya dengan menelusuri kondisi yang ada.


Definisi-definisi
 Hadis-Khabar: adalah dua hal sinonim, keduanya berarti sesuatu yang dihubungkan kepada Nabi Muhammad SAW dari sisi ucapan, perbuatan dan ketetapan.
 Isnad-Sanad: adalah dua hal sinonim, keduanya berarti mata rantai perawi hadis yang menghantarkan kepada matan hadis.
 Matan: sesuatu yang berada di akhir sanad, yaitu berupa ucapan/perkataan atau bisa juga disebut isi/inti dari hadis.

Pembagian hadis dari Sisi Jalur Periwayatannya
Hadis ada dua bagian: Mutawatir dan Ahad
Mutawatir adalah hadis yang sampai melalui beberapa jalan yang tidak terbatas pada bilangan tertentu. Ia adalah hadis yang riwayatkan oleh sejumlah perawi yang tidak mungkin mengandung kebohongan (mereka tidak mungkin bersepakat untuk berbohong).
Ahad adalah hadis yang sampai kepada kita melalui jalan yang terbatas dan tertentu, jika jalur periwayatan tersebut kokoh, maka dapat dijadikan sebagai landasan ilmu.

Pembagian Hadis Ahad

Gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi saja, sekalipun dari satu peringkat dari peringkat-peringkat sanad yang ada.

Aziz adalah hadis yang perawinya tidak kurang dari dua dari seluruh peringkat sanad yang ada.

Masyhur dan Mustafid adalah dua hal sinonim dimana keduanya berarti hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih di dalam setiap peringkat sanadnya yang tidak sampai kepada tingkatan hadis mutawatir

Berbagai Macam Hadis yang Tertolak

Hadis-hadis mardud yaitu, hadis-hadis yang kurang dari peringkat hadis hasan, yaitu dengan tidak adanya satu syarat atau lebih dari syarat-syarat diterimanya sebuah hadis. Kedha`ifan (kelemahan) hadis ini bervariasi sesuai dengan berat (parah) dan ringannya sisi kelemahan yang ada. Hadis dha`if memiliki banyak bagian.

Kedha`ifan Hadis dari Sisi Tidak Adanya ‘Adalah (keadilan) dan Dhabt (Akurasi)
Macam-macamnya:
 Hadis mukhtalith adalah hadis di mana perawinya diduga buruk hapalannya karena faktor usia, kebutaan atau hilangnya catatan-catatan miliknya.
 Hadis munkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi dha`if yang bertentangan dengan perawi tsiqah (yang dapat dipercaya), kebalikannya disebut ma`ruf.
 Hadis mubham adalah hadis yang perawinya tidak diketahui (majhul).
 Hadis matruk adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang sudah terkenal dengan kebohongannya diantara manusia.
 Hadis maudhu` adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang telah diketahui secara jelas telah berbohong kepada Rasulullah SAW.

Kedha`ifan Hadis dari Sisi Tidak Tersambungnya Sanad

 Hadis maqtu` adalah hadis yang disandarkan kepada tabiin atau orang-orang yang berada setelahnya, berupa ucapan atau perbuatan, baik yang bersambung atau terputus.
 Hadis munqati` yaitu hadis dimana satu oarang perawi atau lebih dari para perawinya ada yang gugur (tidak ada) sebelum sahabat tidak secara berturut-turut.
 Hadis mu`dhal adalah hadis dimana dua orang perawi atau lebih dari para perawinya ada yang gugur secara berturut-turut di bagian mana saja dalam sanad.
 Hadis mu`alaq adalah hadis dimana satu orang perawi atau lebih ditiadakan dari permulaan sanadnya.
 Hadis mursal adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang tabiin yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.
 Hadis mudallas, dibagi menjadi dua,
o Tadlis al-Isnad, yaitu tatkala diduga bahwa perawi telah meriwayatkan dari gurunya, padahal dia tidak mendengar darinya, kemudian hadis tersebut diriwayatkan dengan menggunakan shighah (ungkapan) yang masih muhtamal (mengambang).
o Tadlis asy-Syuyukh, yaitu menakala sebuah hadis diriwayatkan dari seorang guru, namun perawi menyebutnya dengan panggilan yang tidak terkenal hingga guru tersebut tidak dapat teridentifikasi.

Kedha`ifan Hadis dari Sisi Adanya kejanggalan atau Cacat

 Hadis Syadz, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang yang maqbul (diterima periwayatan hadisnya) yang menyelisihi perawi lain yang lebih tsiqah darinya. Kebalikan hadis syadz adalah mahfuzh.
 Hadis mua`llal, yaitu hadis yang di dalamnya terdapat cacat yang tersembunyi hingga menodai keshahihannya, padahal secara zhahir hadis tersebut sah, dan penyebab cacatnya itu adalah para perawi hadis tersebut.
 Hadis mudhtharib yaitu hadis yang diriwayatkan secara bertolak belakang dengan hadis lainnya dan tidak mungkin dilakukan perpaduan (diselaraskan) diantara hadis-hadis tersebut. Idhthirab terkadang terjadi pada matan dan terkadang pada sanad, dan itu yang lebih sering terjadi.

Pembagian Hadis dari Sisi kepada Siapa Ia Disandarkan

 Hadis marfu` adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik ucapan, perbuatan atau ketetapan, baik yang bersambung atau yang terputus.
 Hadis mauquf adalah hadis yang disandarkan kepada seorang sahabat, baik sanadnya tersambung atau terputus.
 Hadis maqthu` adalah hadis yang disandarkan kepada seorang tabi`in atau seorang yang berada dibawahnya, berupa ucapan atau perbuatan, baik sanadnya bersambung maupun terputus.

Senin, Juli 20, 2009

ISLAM BUKAN TERORIST

Dalam al-Qur'an ada firman Allah, "Kamu adalah umat terbaik, dilahirkan untuk segenap manusia, menyuruh orang berbuat benar dan melarang perbuatan mungkar serta beriman kepada Allah..." (Q. 3:110). Di sini kaum Muslim disebut sebagai "umat terbaik." Di sisi lain kaum Muslim disebut juga sebagai "umat penengah," atau "umat yang berimbang," seperti dikatakan dalam al-Qur'an (2: 143), "Demikianlah Kami jadikan kamu suatu umat yang berimbang, supaya kamu menjadi saksi atas segenap bangsa..."

Islam adalah agama penengah, yang umatnya adalah wasith, yaitu orang yang berdiri di tengah, yang bisa memberi penilaian secara adil. Menjadi agama penengah yang menegakkan keadilan membuat Islam menjadi agama yang bercorak dinamis, yang dilambangkan dengan: jihad di satu segi, tetapi sekaligus kelembutan-dalam-kedamaian di segi lain. Dalam Islam keduanya itu tidak bisa dipisahkan: Kita berjihad untuk menciptakan kedamaian; tetapi juga kita harus menempuh kedamaian untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi, khususnya dalam mewujudkan keberadaan kita di dunia ini, "supaya menjadi saksi atas segenap bangsa."

Itu sebabnya, kita mendapati dalam al-Qur'an gambaran mengenai surga itu ialah kedamaian, disebutkan, "Mereka di sana tidak mendengar cakap kosong, dan tiada mengandung perbuatan dosa, selain mengatakan, 'Salam! Salam!' (Damai, damai)" (Q. 56: 25-26).

Tetapi menjadi umat penengah itu sulit; menjadi saksi atas umat manusia itu tidaklah mudah, bahwa itu dapat terjadi begitu saja, taken for granted, karena itulah kita berdoa setiapkali dalam sembahyang: Ihdina 'l-shirath-a 'l-mustaqim (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus). Jalan apa itu? Yaitu "Jalan mereka yang telah Kauberi segala kenikmatan, bukan (jalan) mereka yang mendapat murka, dan bukan mereka yang sesat jalan" (Q. 1: 6,7). Siapakah yang mendapat murka? Yaitu mereka yang hanya dapat menggunakan kekerasan, mereka yang sengaja melanggar hukum Allah. Siapakah yang sesat? Yaitu mereka yang hanya bisa memaafkan, dan membiarkan yang terjadi biar terjadi, karena kurangnya kepedulian. Umat Islam harus bisa berdiri di tengah-tengah antara sikap tegas dan keras tanpa pengampunan, dan kelembutan ketidakpedualian. Bisa mewujudkan keseimbangan dalam takarannya yang tepat, inilah yang sulit. Maka setiap kali kita memohon kepada Allah, supaya diberikan petunjuk.

Kutipan Surah al-Syura/42: 38-43 berikut dapat menggambarkan bagaimana umat Islam harus bertindak seimbang dan adil di muka bumi ini. Renungan atas ayat ini juga bisa memberikan kearifan tindakan bagi kita dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi umat Islam, dalam kaitan dengan kerumitan hubungan antaragama yang sedang kita hadapi. Kita kutip terlebih dahulu terjemah ayat al-Qur'annya: "Dan mereka yang memenuhi seruan Tuhan dan mendirikan salat, dan persoalan mereka dimusyawarahkan antara sesama mereka, dan mereka infakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan bila ada perbuatan sewenang-wenang menimpa mereka, mereka membela diri. Balasan atas suatu kejahatan, adalah kejahatan yang setimpal. Tetapi barangsiapa dapat memberi maaf dan menciptakan perdamaian, maka balasannya dari Allah. Sungguh, Ia tak menyukai orang yang berbuat zalim. Tetapi sungguh barangsiapa membela diri setelah dianiaya, tak ada alasan menyalahkan mereka. Kesalahan hanyalah pada mereka yang menganiaya manusia, dan melanggar batas di bumi tanpa sebab. Bagi mereka itulah azab yang pedih. Tetapi sungguh, barangsiapa mau sabar dan memberi maaf, sungguh itulah sikap yang terbaik"

Mari kita renungkan ayat ini: Ayat ini dimulai dengan perkataan mereka yang memenuhi seruan Tuhan, mendirikan salat, dan memusyawarahkan atas apa saja masalah yang dihadapi. Musyawarah dalam ayat ini mendapatkan perhatian utama, sebagai prinsip kehidupan sosial-politik yang benar, mulai dari rumahtangga atau keluarga, kehidupan bermasyarakat, hingga hubungan kenegaraan. Musyawarah pun menjadi kata kunci surat tersebut (Surah al-Syura, surah mengenai musyawarah). Prinsip musyawarah ini juga yang telah dipraktikkan secara sangat ekspresif oleh Nabi s.a.w., sehingga dapat menjadi model bagi kaum Muslim untuk mengerti kehidupan modern mengenai demokrasi, sesuai dengan asas partisipatif-egaliter.

Tetapi, jika musyawarah ini tidak bisa dicapai, dan kaum Muslim -- hak-hak pribadi maupun kolektifnya -- merasa diinjak-injak, maka kaum Muslim diperbolehkan bertahan dan membalas demi membela kebenaran. "Balasan atas suatu kejahatan, adalah kejahatan yang setimpal." Tetapi dalam membela diri, dan membalas atas hak-hak pribadi maupun kolektif yang diinjak-injak itu, kaum Muslim diingatkan tidak boleh melebihi dari kezaliman yang dideritanya, sehingga menjadi bentuk balas-dendam. Karena itulah, menghindari bentuk balas dendam yang dapat menimbulkan kezaliman, al-Qur'an memberi jalan keluar, bahwa yang ideal itu bukan balas dendam tetapi mengikuti cara yang lebih baik ke arah kerukunan kembali dengan orang-orang yang melakukan pelanggaran. Inilah langkah moral terbaik dari ajaran agama, yang membalik sikap permusuhan menjadi persahabatan dan persaudaraan, yang penuh dengan maaf dan rasa kasih sayang. Dari segi Agama, Allah lebih meridai sikap persahabatan, persaudaraan, maaf dan rasa kasih-sayang itu daripada permusuhan dan balas dendam tak berkesudahan. "Barangsiapa dapat memberi maaf dan menciptakan perdamaian, maka balasannya dari Allah." Walaupun al-Qur'an juga menegaskan "Barangsiapa membela diri setelah dianiaya, tak ada alasan menyalahkan mereka. Kesalahan hanyalah pada mereka yang menganiaya manusia, dan melanggar batas di bumi tanpa sebab. Bagi mereka itulah azab yang pedih." Tetapi tetap, pada akhirnya, "Sungguh, barangsiapa mau sabar dan memberi maaf, sungguh itulah sikap yang terbaik"

Maka dari itu menjadi orang Islam yang menegakkan "jalan tengah" --sebagai saksi, sebagai umat terbaik -- itu sulit. Sebab kita harus tahu, kapan harus membela diri dengan menghancurkan musuh yang telah menganiaya kita, tapi kita juga harus tahu, kapan harus bersabar dan memaafkan. Inilah yang harus kita minta setiap hari kepada Allah swt sebanyak 17 kali melalui rakaat-rakaat sembahyang wajib kita, Ihdina 'l-shirath-a 'l-mustaqim ("Tunjukilah kami ke jalan yang lurus"). Menurut ajaran agama, mempertahankan diri itu boleh, membalas boleh, tapi membalas dengan berlebihan itu zalim. Dan dari sejarah kita belajar, setiap pembalasan cenderung sering berlebihan. Daripada membalas berlebihan, agama mengajarkan lebih baik berdamai Kalau kita hanya menonjolkan yang keras, maka Allah memperingatkan jangan-jangan kamu nanti zalim, tapi kalau kita hanya bisa memaafkan, akibat ketidakpedualian kita pada persoalan kezaliman yang sesungguhnya, maka kita nanti terjerembab dalam kelembekan moral, dan hukum tidak berjalan dalam masyarakat, sehingga masyarakat ditandai oleh tidak adanya hukum yang menegakkan pembeda antara yang benar dan salah.

Maka kita petik hikmah ayat di atas, bahwa bersabar dan memberi maaf memang lebih berat dijalankan, daripada memperlakukan orang dengan kasar dan keras untuk membalas-dendam, dengan menghukum mereka yang bersalah. Sebab menurut al-Qur'an, bersabar dan memberi maaf itu adalah bentuk keberanian, pemecahan masalah yang paling tinggi dan mulia. Karena itu adalah bagian dari fitrah manusia; sehingga dalam suasana Idul Fitri ini--ketika kita kita kembali kepada kesucian asal kita--kita pun kembali kepada dar-u 'l-salam (Darussalam) kampung perdamaian, Pacem in Terris, sehingga dapat tercapailah damai di bumi, dan berbahagialah seluruh umat manusia.

Tulisan ini pernah dimuat di MBP Tekad edisi No. 11/II

Jumat, Juli 17, 2009

MATEMATIKA al-QUR`AN

I. Pengulangan Sebagai Konsep Aksioma
Pengulangan bilangan n x 19 yang sering muncul pada Al-Quran merupakan “Konsep Aksioma”. Contohnya :
Jika seorang guru menyuruh anak sekolah menggambar gambar tangan, maka jika ada seorang anak menggambar tangan dengan 4 jari, maka guru itu akan menyatakan “salah”.
Mengapa “salah” ? Jawabnya : “Karena sering” manusia lahir dengan 5 jari.
Jadi kata “sering” atau “pengulangan” telah kita sepakati sebagai “Konsep Aksioma”.
Demikian juga dengan “sering munculnya” bilangan n x 19 dalam Al-Quran. Ia memberitahukan kepada kita tentang “Konsep Aksioma”.

“Dia telah mengajar manusia apa-apa yang belum mereka ketahui” (096,005).


II. Bilangan dari Nabi SAW
Cukup banyak bilangan dari Nabi SAW, baik yang diucapkan, maupun yang diekspresikan.
Bilangan yang akan kita bahas pada lembar ini ialah Bilangan Raka’at Shalat yang 5 waktu.
Ada 5 waktu shalat wajib yang dilakukan ummat Islam :
1. Shalat Shubuh 2 raka’at
2. Shalat Zhuhhur 4 raka’at
3. Shalat ‘Ashar 4 raka’at
4. Shalat Maghrib 3 raka’at
5. Shalat ‘Isya 4 raka’at

Dalam pada itu data (002,238) menyebut Shalat Wustho (tengah). Oleh Nabi SAW Shalat Wustho disebut sebagai Shalat ‘Ashar.
Secara akal-akalan mestinya Shalat Wustho itu ialah Shalat Shubuh, karena awal hari ialah Maghrib.
Maghrib, ‘Isya, Shubuh, Zhuhhur, ‘Ashar
3 4 2 4 4

Tetapi mengapa Nabi SAW mengatakan Shalat Wustho itu = Shalat ‘Ashar ?
Jawabnya,
2 4 4 3 4 = 1286 x 19


Shalat ‘Ashar
(tengah)

III. Roda Gigi Shalat

Dalam kisah Nabi Yusuf as. Ada didefinisikan Berputar = Sujud.
Nabi Yusuf as. Dalam mimpinya melihat bulan bersujud kepadanya.
Data (012,004)
“…dan bulan, aku lihat mereka bersujud kepadaku.”
(012,004)

Dari kata Masjid = tempat bersujud kita tahu kalau Berputar = Shalat, karena Sujud itu = Shalat.
Dengan demikian kita dapat katakana bahwa bumi berputar = bumi Shalat
Definisi 1. Bumi Berputar = Bumi Shalat
* Konsep Roda Gigi Bumi & Shalat 5 Waktu
Jika Shalat ditransformasikan ke Roda Gigi

f
f (Shalat) = Roda Gigi

seperti ini

f
f(x) = x2

Jika x = 1, maka f(1) = 12 = 1
Jika x = 2, maka f(2) = 22 = 4
f
f (bumi) = …gigi roda gigi

untuk mencari itu perlu diketahui bahwa macam raka’at Shalat 5 waktu = 2,3,4.
Bilangan terkecil yang dapat dibagi oleh 2, 3, 4 ialah 12.
Atau KPK 2, 3, 4 = 12 (KPK = Kelipatan, Persekutuan, Kecil)
Jadi

f(bumi) = 12
f(Shubuh) = = 6
f(Zhuhhur) = = 3
f(‘Ashar) = = 3
f(Maghrib) = = 4
f(‘Isya) = = 3

Gambarnya sebagai berikut :

Nabi telah jauh hari berpesan bahwa Shalat Wustho = ‘Ashar (tengah) terjadi bilangan 2 4 4 3 4 = 1286 x 19 dari bilangan raka’at shalat.

Akibatnya terjadi urut bilangan
2 4 4 3 4


6 3 3 4 3 dari bilangan gigi roda-gigi shalat.

Bilangan urut 6 3 3 4 3 ini berhubungan langsung dengan huruf Kalimat Basmalah

Dan itu sebab Nabi menjamak 2 waktu shalat 1) Maghrib dan ‘Isya
2) Zhuhhur dan ‘Ashar

666.Dari Ibnu Abbas ra, katanya: “Rasulullah saw pernah menjama’ shalat zhuhur dengan ‘Ashar dan Maghrib dengan ‘Isya, tidak ketika takut dan tidak pula dalam perjalanan”
(Shahih Muslim)
671. Kata Abdullah bin Syaqiq, “Aku ragu kebenaran ucapan Ibnu Abbas itu, karena itu aku bertanya kepada Abu Hurairah, ternyata Abu Hurairah membenarkan ucapan Ibnu Abbas itu” (Shahih Muslim)

Jika ilmu Matematika Al-Qur’an kita katakan berguna untuk membuktikan kebenaran sunnah Nabi saw, maka sesungguhnya kita telah membuktikan kebenaran
1. Shalat Wustho = Shalat ‘Ashar
2. Dua waktu shalat yang dijamak
Suatu fenomena yang belum dibuktikan sebelum ini.
Kesimpulannya ilmu Matematika Al-Qur’an harus dipelajari.


IV. Bilangan 31 pada surat Ar-Rahman

Tidak ada orang yang tahu sebelum ini kalau bilangan 31 pada surat Ar-Rahman itu terpecah jadi 12 dan 19 (12 + 19 = 31)
Bilangan 12 melihatkan bumi sampai dengan hari kiamat.
Bilangan 19 melihatkan setelah kiamat.
Bilangan itu ditandai oleh kalimat berulang yang sama yang artinya :

“Maka ayat Kebesaran Tuhan kamu yang mana, kamu hendak dustakan ?”

Ayat 37 berisi tentang kiamat. Ayat 38-nya adalah pengulangan yang ke-12 sebagai komentar ayat 37.

Bilangan 31 = 12 + 19 pada surat Ar-Rahman yang menandai bumi = 12 adalah bilangan-bilangan pada roda-roda gigi tadi.

6 + 3 + 3 + 4 + 3 = 19
PERTANYAAN
1. Sebutkan alasan mengapa bilangan 31 pada surat Ar-Rahman terbagi atas 12 dan 19 ? (12 + 19 = 31)
2. Apa akibat bilangan dari ucapan Nabi saw bahwa Shalat Wustho = Shalat ‘Ashar ?
3. Bilangan 19 sebagai aksioma karena sering muncul, dapat kamu memberi contoh ?
4. Apa saja yang dibuktikan oleh roda-roda gigi shalat ?


Data pelengkap :
AKAL & FIKIRAN

Dan di bumi ada beberapa potong bukit dan kebun-kebun dari anggur dan tetumbuhan dan korma yang berumpun dan yang tidak berumpun, disiram oleh air yang satu, dan kami lebihkan sebagiannya atas sebagian yang lain dalam rasa. Sesungguhnya di dalam itu ada ayat-ayat untuk kaum yang berakal.
(Al-Qur’an, surat Ar-Ra’du, ke-13 ayat 4)

Contoh soal akal yang kita akali ialah:
Kalau saya mempunyai kertas setebal 1 mm, kemudian saya kali 500, maka tinggi kertas itu jika ditumpuk =….?
Jawabnya : 1 mm x 500 = 500 mm = 50 cm = ½ m (setengah meter)

Dan dia Yang menggandakan bumi dan menjadikan padanya gravitasi dan sungai-sungai, dan dari tiap benih Dia jadikan padanya sistem dua menurut malam siang.Sesungguhnya di dalam itu ada ayat-ayat untuk kaum yang berfikir.
(Al-Qur’an, surat Ar-Ra’du, ke-13 ayat 3)

Contoh soal yang kita akali ialah :
Kalau kita mempunyai selembar kertas tipis, tipis sekali, yaitu 1/1000 mm. Kemudian kita potong jadi dua bagian, kemudian kita dempetkan dan kita potong jadi dua bagian sekaligus, kemudian kita dempetkan lagi dan kita potong jadi dua bagian sekaligus, dan seterusnya, mendempetkan dan memotongnya menjadi dua bagian sekaligus. Pertanyaannya : Berapa kira-kira tinggi kertas itu jika ditumpuk setelah pemotongan yang ke 50 ?

Adakah < ½ meter ? Atau < 1 meter ?

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa tumpukan kertas itu menaik terus ke langit melewati bulan apakah kamu percaya ?

Coba kita hitung. Dan sekarang kita coba dengan cara hitungan anak-anak sekolah.

1. Potongan pertama = 1 + 1 = 2 = 2' (dua pangkat satu).
2. Potongan kedua = 2 + 2 = 4 = 2² (dua pangkat dua)
3. Potongan ketiga = 4 + 4 = 8 = 2³ (dua pangkat tiga)
n. Potongan ke n = = 2n
50. Potongan ke-50 =… = 250 = 1.125.899.900.000.000.


Karena tebal kertas itu 1/1000 mm, maka tinggi tumpukan kertas :

1/1000 mm x 1.125.899.900.000.000.
= 1.125.899.900.000 mm
= 1.125.899.900 m
= 1.125.899,9 km (Lebih tinggi dari sejuta km)

Padahal tinggi bulan dari bumi hanya 380.000 km.

Terlihat betapa besar kesalahan terjadi akibat fikiran yang kita akal-akali. Karena itu janganlah persoalan fikiran kita akal-akali. Dan jangan terlalu mudah kita berkata “Saya fikir…”, padahal kita belum berfikir. Dan jangan mudah berkata “Tidak masuk akal”, padahal ia memang hal yang tidak pernah masuk akal.


YAQIIN & IMAAN

Apa beda antara orang yang yaqin dengan orang yang beriman ?
Atasnya sembilan belas (30). Dan tidak kami jadikan penjaga api itu melainkan malaikat dan tidak kami jadikan BILANGAN mereka melainkan fitnah untuk orang yang kafir, agar yaqin orang yang diberi Tulisan, dan bertambah iman orang yang beriman, dan tidak ragu-ragu lagi orang yang diberi tulisan dan orang yang beriman.
(Al-Quran, surat Al-Muddats-tsir, ke-74 ayat 30-31)

(BILANGAN ITU GUNANYA) agar yaqin orang yang diberi Tulisan, dan bertambah iman orang yang beriman, dan tidak ragu-ragu lagi orang yang diberi tulisan dan orang yang beriman.
(Al-Quran, surat Al-Muddats-tsir, ke-74 ayat 31)

ISRA` MI`RAJ

Hudzaifah.org - Beberapa pekan yang lalu, kita melewati sebuah peristiwa sejarah yang sangat monumental. Momentum sejarah tersebut adalah peristiwa yang terjadi sekitar 14 abad Hijriyah yang lalu, yaitu peristiwa Isra' Mi'raj. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluq, malaikat, manusia, dan jin. Semua itu ditempuh dalam sehari semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW.


Permintaan kaum kafir Quraisy kepada Nabi SAW
Sebenarnya, sebelum peristiwa itu terjadi, orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena mereka tidak percaya kalau Muhammad SAW itu adalah nabi. Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar seorang Nabi. Hal ini direkam oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Bani Israil : 90 - 93)
Kalau kita jabarkan dari ayat di atas, mereka meminta hal-hal di bawah ini kepada Rasulullah:
1. Mereka meminta untuk memancarkan mata air dari bumi.
2. Mereka juga meminta sebuah kebun kurma dan anggur, dengan air mengalir di bawahnya. Padahal di sekitar situ sebagian besar padang pasir.
3. Mereka meminta untuk menjatuhkan langit.
4. Mereka juga meminta menghadirkan Allah beserta malaikat-malaikatnya untuk dihadapkan kepada mereka. Sungguh suatu permintaan yang lancang.
5. Mereka juga meminta sebuah rumah dari emas.
6. Yang terakhir, mereka meminta Nabi untuk naik ke langit tanpa membawa buku, lalu harus kembali dengan membawa sebuah buku (kitab) untuk mereka baca.
Permintaan mereka itu betul-betul "kebangetan". Tetapi Rasulullah SAW menjawabnya dengan bijaksana, "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?" (QS. Bani Israil: 93). Allah Yang Maha Suci tentu Maha Kuasa untuk melakukan semua itu, tetapi Rasulullah mengatakan bahwa dirinya hanyalah seorang manusia biasa yang diangkat menjadi seorang Rasul, sehingga tidak mungkin melakukan semua itu.
Kita bisa ambil pelajaran dari dari hal di atas. Mungkin sampai zaman kapan pun, kebenaran (baca: Islam) akan menghadapi hal-hal seperti itu. Orang yang membawa kebenaran akan selalu menghadapi permintaan-permintaan yang diluar kemampuan. Dan permintaan tersebut kebanyakan hanya sebagai "olok-olok". Karena, kalaupun kita bisa memenuhi permintaan itu, mereka kebanyakan tetap tidak akan mendengar Islam ini. Hanya sedikit yang mau mendengarnya. Sebagaimana halnya Rasulullah setelah mengalami peristiwa Isra' Mi'raj, tidak banyak yang mempercayai perjalanannya tersebut, bahkan ada yang mengatakan Nabi gila walaupun Nabi sudah memberikan bukti-bukti atas apa yang telah dia alami (Isra' Mi'raj).
Peringatan Isra' Mi'raj sebagai motivasi
Kalau kita baca sejarah kehidupan Rasulullah SAW (Sirah Nabawiyah), sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah, yang setia menemani dan menghiburnya dikala orang lain masih mencemoohnya. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang (walaupun kafir) tetapi dia sangat melindungi aktivitas Nabi. Sehingga orang-orang kafir Quraisy semakin leluasa untuk melancarkan penyiksaannya kepada Nabi, sampai-sampai orang awam Quraisy pun berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah SAW.
Dalam keadaan yang duka cita dan penuh dengan rintangan yang sangat berat itu, menambah perasaan Rasullah semakin berat dalam mengemban risalah Ilahi. Lalu Allah "menghibur" Nabi dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit dan menemui Allah. Hingga kini, peristiwa ini seringkali diperingati oleh sebagian besar kaum muslimin dalam peringatan Isra' Mi'raj. Pada dasarnya peringatan tersebut hanyalah untuk memotivasi dan penyemangat, bukan dalam rangka beribadah (ibadah dalam artian ibadah ritual khusus). Namun peringatan tersebut juga terdapat beberapa catatan. Apa saja itu? Mari kita ikuti beberapa hal di bawah ini.
Dalam Al Qur'an, dari sekian ribu ayat di dalamnya, hanya ada 4 ayat yang menjelaskan tentang Isra' Mi'raj, yaitu QS. Bani Israil ayat 1, dan QS. An Najm ayat 13 sampai 15. Maksudnya, kebesaran Islam itu bukan terletak pada peristiwa Isra' Mi'raj ini, tapi pada konsepnya, sistemnya, muatannya, dan sebagainya. Pada surat An Najm ayat 13-15 itu, menggambarkan bahwa Rasulullah menemui Jibril dalam bentuk aslinya di Sidratil Muntaha ketika Isra Mi'raj. Sebelumnya Rasulullah juga pernah menjumpai malaikat jibril dalam bentuk asli ketika menerima ayat pertama (QS. Al Alaq: 1-5) dari Allah SWT, yaitu ketika di gua Hira.
Dan di antara 25 nabi, hanya 2 Nabi yang yang pernah berbicara langsung kepada Allah, yaitu Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW. Bagaimana dengan Nabi Adam, bukankah beliau juga pernah berdialog dengan Allah? Ya, tapi Nabi Adam ketika itu masih di Surga. Setelah diturunkan ke bumi, tidak lagi berdialog secara langsung. Nabi Musa berdialog dengan Allah secara langsung yaitu ketika di bukit Tursina (di bumi), sedangkan Nabi Muhammad di Sidratil Muntaha (di langit). Tetapi (sekali lagi), kebesaran Islam bukan di situ letaknya, namun di konsepnya, di muatannya. Oleh karena itulah, peristiwa Isra' Mi'raj sendiri tidak perlu secara berlebihan diangkat-angkat. Peristiwa itu sendiri merupakan mukjizat imani, maksudnya adalah mukjizat yang hanya bisa diterima apabila kita beriman.
Meskipun hanya Nabi Muhammad yang telah diperjalankan pada malam harinya (Isra' Mi'raj), tapi dia tetaplah manusia biasa, hamba Allah. Hal ini perlu ditegaskan, karena dua umat sebelum Islam (Yahudi dan Kristen), telah terjebak men-Tuhankan nabinya.
Mengapa Masjidil Aqsa?
Ada beberapa pertanyaan mengenai peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya, mengapa dalam peristiwa itu Rasul diperjalankan ke Masjidil Aqsa? Kenapa tidak langsung saja ke langit? Paling tidak ada beberapa hal hikmahnya, antara lain:
1. Bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS. Inilah yang menyebabkan Yahudi dan Kristen menolak Nabi Muhammad, karena mereka melihat asal usul keturunannya (nasab). Alasan mereka itu sangat tidak ilmiah, dan kalau memang benar, mereka berarti rasialis, karena melihat orang itu dari keturunannya. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad berda'wah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berda'wah di sekitar Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan merupakan sempalan. Bagi kita sebagai muslim, tidaklah melihat orang itu dari asal usulnya, tapi dari ajarannya.
2. Hikmah berikutnya adalah, Allah dengan segala ilmu-Nya mengetahui bahwa Masjidil Aqsa adalah akan menjadi sumber sengketa sepanjang zaman setelah itu. Mungkin Allah ingin menjadikan tempat ini sebagai "pembangkit" ruhul jihad kaum muslimin. Kadangkala, kalau tiada lawan itu semangat jihad kaum muslimin "melemah" karena terlena, dan dengan adanya sengketa tersebut, semangat jihad kaum muslimin terus terjaga dan terbina.
3. Berikutnya, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW. Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak musti secara langsung. Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan Nabi-nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa Nabi yang sebelumnya pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku sebagai da'i, bahwa dalam kesulitan da'wah itu bukan berarti Allah tidak mendengar.
Perintah Shalat
Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk di laksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.
Kita tidak hanya diperintahkan untuk mengerjakan sholat, tetapi juga menegakkan sholat. Sholat bukan segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari sholat, demikian kata seorang ustadz.
Demikianlah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra' Mi'raj. Semoga semakin menambah keimanan kita kepada Allah, kitab-Nya, Nabi-nabi-Nya, para malaikat-Nya, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar-Nya.


Jumat, Juni 26, 2009

MATEMATIKA AL-QUR'AN

I. Probabilitas 1/19
Bila di dalam ember ada gulungan-gulungan kertas berisi bilangan-bilangan, maka jika kita ambil 1(satu) gulungan, akan didapat bilangan genap atau ganjil.
Untuk mendapat bilangan ganjil, probabilitasnya = ½
Untuk mendapatkan bilangan genap, probabilitasnya = ½
Untuk mendapatkan bilangan n x 19, probabilitasnya = 1/19.
Semakin kecil probabilitas sesuatu, semakin kecil kemungkinan untuk mengatakan hal itu terjadi secara kebetulan.
Demikian dengan Al-Quran yang sering muncul bilangan n x 19 padanya, adalah tidak dapat dikatakan sebagai hal yang kebetulan.

II. Coin 19 Dan Tanda Aksioma
Jika mata uang 19 rupiah (coin 19) dimasukkan di kamar gelap; lalu seorang mengambilnya sebanyak 1 genggam, 1 mangkok, 1 ember dan dibawa keluar. Di luar dihitung.
Yang 1 genggam = n x 19 rupiah
Yang 1 mangkok = m x 19 rupiah
Yang 1 ember = p x 19 rupiah
Hal itu pasti terjadi, karena tiap coin harganya 19 rupiah.

Itu perumpamaan hadirnya bilangan n x 19 pada Al-Quran.

Coin 19 pada Al-Quran ialah Kalimat Bismillahirrahmaanirrahiim yang terdiri dari 19 huruf nyata.
Kemudian diikuti dengan surat yang tidak lebih dari 10 ayat adalah 19 surat. Dan kemudian huruf qof pada surat ke 50 (surat qof) sebanyak 3x19, dan Basmalah pada Al-Qur’an sebanyak 6x16, demikian juga surat Al-Qur’an ada sebanyak 6x19. Dan huruf shod pada tiga surat yang dibuka shod sebanyak 8x19, dan ‘ain sin qof pada surat ke 42 ada sebanyak 11x19. Demikian seterusnya sehingga kita menamukan bilangan 1040 x 19 x 19 di dalam Al-Quran. Dimana 19x19 ini menyatakan persegi.

Minggu, Mei 31, 2009

KEAJAIBAN GERAKAN SHOLAT...!!!!


Keajaiban Gerakan Sholat

BAB I
A. PENDAHULUAN

"Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". (Adz Dzariyat: 56)

Ayat pembukaan di atas jelas mengisyaratkan bagi kita kaum muslim untuk hanya menyembah Zat Maha Tunggal, yaitu Allah SWT. Shalat merupakan salah satu cara untuk menunjukkan penghambaan kita kepada Allah. Namun lebih daripada itu, shalat tidak hanya menjadi kewajiban atas umat muslim. Melainkan menjadi suatu kegiatan atau aktivitas yang seharusnya menjadi kebutuhan, bukan kewajiban. Artikel yang akan anda baca ini akan menjelaskan mengapa shalat seharusnya tidak menjadi kewajiban yang memberatkan. Justru menjadi suatu aktivitas ibadah yang tiada duanya yang memberi manfaat penuh bagi yang melaksanakannya. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang berisi gerakan-gerakan yang menyehatkan dan lebih mirip seperti berolahraga.

B. URGENSI SHALAT

Dalam agama Islam, shalat itu memiliki kadar kepentingan yang amat besar. Bukti-buktinya adalah sebagaimana berikut:
a). Shalat merupakan rukun Islam yang kedua.
b). Shalat adalah amal hamba paling awal yang dihisab (dikalkulasi) nanti di hari kiamat. Jika diterima, maka akan diterima pula amal yang lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika tertolak maka tertolak pula amal yang lain.
c). Shalat adalah amal hamba paling awal yang dihisab (dikalkulasi) nanti di hari kiamat. Jika diterima, maka akan diterima pula amal yang lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika tertolak maka tertolak pula amal yang lain.
d). Orang yang memeliharanya berarti telah memelihara agamanya. Sedangkan yang menyia-nyiakannya pasti dia menyia-nyiakan yang lainnya.
e). Ukuran Islam dalam kalbu seseorang seperti kadar shalat dalam kalbunya. Demikian pula bagian seseorang dalam agama seperti bagian dia dalam shalatnya.
f). Shalat merupakan bukti kuat mengenai cinta seorang hamba kepada Rabbnya dan tanda syukur terhadap nikmat-nikmatNya.
g). Karena urgensinya, maka Allah memerintahkan pelaksanaannya dalam kondisi bagaimanapun, baik dalam perjalanan atau mukim, dalam kondisi perang atau damai dan dalam keadaan sehat atau sakit.
h). Demikian halnya, seluruh nash (baik ayat ataupun hadits) menyatakan dengan jelas bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Nabi bersabda: “Sesungguhnya penghalang antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim). Beliau juga bersabda: “Perjanjian di antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa saja yang meninggalkannya sungguh telah kafir”. (HR. Ahmad dan para pemilik kitab Sunan).
Maka dari itu, jika orang yang meninggalkan shalat mati, maka dia kafir dan tidak perlu dimandikan, tidak dikafani, tidak dishalatkan, tidak dikuburkan di pemakaman kaum muslimin, hartanya tidak boleh diwarisi oleh keluarganya yang muslim tapi masuk dalam baitul mal kaum muslimin dan hukum-hukum lainnya.
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang OBAT dari BERBAGAI JENIS PENYAKIT.
Allah SWT tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaan-Nya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.

BAB II

A. BEBERAPA GERAKAN SOLAT DAN MANFAATNYA
a. Takbiratul Ikram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

b. Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

c. I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

d. Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

e. Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

BAB III
A. PENUTUP
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum.
Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam disertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan disertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar Doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunnah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.
“Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.

Daftar Pustaka:
- al-Qur’an dan Terjemahannya, Beirut.
- M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Lentera Hati, 2002
- Muhammad Soleh, Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi.
- Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Syarah Bulughul Maram, Pustaka Azzam, 2007.


Selasa, Mei 26, 2009

CHAMPIONS LEAGUE Barca V Man-U...!!!



Hat : Champions League final
Who : Barcelona v Manchester United
Where : Stadio Olimpico, Rome
When : 28th May, 2009 - 6:45am kick off (NZT)
On Thursday, newly crowned La Liga champions Barcelona get set to take on English Premier League Champions Manchester United in the Champions League final in Rome - tvnz.co.nz previews the action.

Barcelona

It has been a dream start for Barcelona coach Pepe Guardiola.
In just his first season in charge of the Catalan side, the 38-year-old former Barcelona midfielder has led the Spanish giants to the Copa del Ray, and the La Liga title, while his team has been hailed for playing some of the sexiest football in Europe.
Barcelona have lost just one game in this season's Champions League campaign (losing 1-0 to Wisla Krakow in qualifying) and with the scoring prowess of Eto'o (5), Messi (8) and Henry (6), boast the highest goal tally of the tournament.
All these statistics bode well for Barca, but there is no doubt they face a different prospect than any other team they have faced, apart from perhaps Chelsea, in Manchester United.
As shown in their semi-final clash against Chelsea, it is the physical approach of the English game that is key to stifling Barcelona's free-flowing style.
After enjoying some high scoring games (most notably the 4-0 thrashing of Bayern in the quarter-finals) it was just a controversial injury time goal from Barcelona's Andres Iniesta in the dying minutes of the second-leg semi-final at Stamford Bridge that helped Barcelona secure their place in this year's final.
Chelsea's staunch defence kept the likes of Henry and Messi at bay at the Nou Camp, proving that this Barcelona is not as infallible as they are sometimes made out to be.
In the lead-up to Rome, the loss of experienced full-backs Daniel Alves and Eric Abidal through suspension has been a bitter blow for Guardiola, who will now be forced to deploy Carles Puyol as right-back in place of Alves, while Silvinho could start at left-back.
But there has been some good news for the side as Iniesta and Henry, both trying to overcome injury, have travelled to Italy with the squad and are expected play at least some part in the final.

Manchester United

It has been another glorious year for Alex Ferguson's Red Devils.
After the closest title race in years, United recently added an 18th League title to their Carling Cup and Club World Cup trophies, meaning United are set to win the first British quadruple if they get past Barca in Rome.
Unbeaten in the Champions League since May 2007, the defending Champions will be looking to retain their title, while Alex Ferguson will be looking to become just the second manager (the first being Liverpool's Bob Paisley) to win three Champions League trophies.
Apart from the unfortunate suspension of Darren Fletcher, United will have all hands on deck, as Rio Ferdinand is expected to be fit for the final after being sideline for three weeks with a calf injury.
Although unbeaten in the tournament, this season's Champions League proved to be a bumpy ride for United.
A huge scare came for the side after they drew 2-2 with Porto in the quarter-finals, before a Ronaldo screamer away to the Portuguese side put United through to the semi-finals where they destroyed Arsenal 3-1 (4-1 on agg) in the second leg.
After knocking Barcelona out of the tournament at the semi-final stage last season, Manchester United will feel quietly confident about this final.
And while Barcelona will be missing the defensive strength of some of their most experienced players, United have a wealth of experience and strength to call on, with Ryan Giggs, Paul Scholes (who scored the winner which knocked Barcelona out of the semi-final last season) and Gary Neville all part of United's 1999 treble winning squad.

Prediction

The loss of Alves is a disaster for Barcelona as the Brazilian has been integral to their defence this season, and without his pace and width, Barcelona may struggle to contain the likes of Rooney, Ronaldo and Tevez.
Much has been made of the key match-up of two of the world's most prolific players in Messi and Ronaldo. Both have sometimes been accused of not stepping up in big games, but Ronaldo may have the upper hand in this clash.
There is no doubt United's No.7 is hitting form at just the right time, while Messi has failed to score against an English opponent in 10 attempts.
With their free-flowing football, keeping the ball will be key for the Spaniards if they want to stop United's attacking threat, with the fitness of Iniesta vital.
He and Xavi have been the cornerstone of Barca's midfield this season, and as many teams have already shown, once you get passed Barcelona's midfield, their defence is there for the taking.
While Barca have been praised for smart football, so too have United, but their added benefit is not only the physical strength, but the pace of their forwards.
There is no doubt that Pepe Guardiola's Barcelona have the ability to pass any team off the park, but with some of their key players missing, and Manchester United's varied player choice giving them strength in all areas, it certainly seems that United could be taking yet another trophy home to Manchester at the end of this clash.
Result: Man Utd 3, Barcelona 1

sumber: tvnz.co.nz




Minggu, Mei 24, 2009

MALANG TEMPOE DOELOE 2009

Festival Malang Tempo dulu (Malang Kembali) 2009.


Nama Kegiatan: Malang Tempo Doeloe 1938-1958
Malang Kembali IV 2009 ‘Rekonstruksi Jatidiri’
Waktu Kegiatan: 21 -24 Mei 2009 Jam Buka : 10.00 - 24.00 wib
Tempat Kegiatan: Sepanjang Jalan Ijen

JADWAL LENGKAP

ZONA WAYANG

Zona Pembelajaran
Macam 2 jenis wayang, pengenalan tokoh, makna dan filosofi, macam-macam cerita, cara memainkan, caramenyungging (membuat), perlengkapan panggung, upacara2 adat, referensi (vcd, buku, cd dll) dan konsultasi, pengenalan alat musik gamelan.

Pameran
- Wayang kulit purwa, krucil, wahyu, kancil, beber, suket,
- Topeng Malangan dari berbagai versi (Pakisaji, Glagahdowo, Gunung Kawi dll)

Workshop
- Tari Malangan

Jum`at-sabtu 22-23 Mei 2009
Pk.0800-1200

- Mocopat

Gelar Budaya
- Wayang Krucil – Ds. Wiloso, Malang
Kamis, 21 Mei 2009, Pk.19.00-24.00

- Wayang Kulit anak & Mocopat
Jum`at, 22 Mei 2009, Pk.19.00-24.00

- Parde tari tradisi
Sabtu,23 Mei 2009 Pk.15.00-19.00
Minggu 24 Mei 2009, Pk.10.00-17.00

- Andong Malangan
Sabtu 23 Mei 2009 Pk. 19.00-24.00ZONA PERJUANGAN

Zona Pembelajaran
- Perjuangan Pejuang2 / TRIP Malang tahun 1942-1948
- Siklus Pembanganan Pemmerintahan Malang tahun 1838-1928-2018
- Sejarah Pembangunan kolonial dan peralihan Kota Pradja

Pameran
- Foto,film,dan Document pemerintahan dan perjuangan Malang
- Mobil,Motor,dan sepeda kuno
- Alat alat komunikasi tempo dulu

Gelar Budaya
- Gelar musik keroncong
Kamis-Minggu 21-24 Mei 2009 Pk.19.00-24.00

ZONA INDUSTRI RAKYAT
Zona pembelajaran mengunjungi kampung industri th.1950-an
- Pembuatan gula merah tenaga sapi
- Pembuatan alat rumah tangga dari tanah liat
- Pembuatan kerajinan besi,benda pusakadan alat pertanian(dari besi mentah s/d pewarangan)
- Pembuatan batik tulis
- Pembuatan tikar mendong,perkakas dari bamboo
- Bubut kayu manual
- Mencuci dan alat cuci kuno(klerek)
- Mengenal tradisi petan dan rasan-rasan
- Irigasi sawah(sistm.buka tutup trdisional)
- Pengenalan alat budi daya ikan tradisional
- Pembuatan alat kue tradisional ‘semprit’dengan mesin press tahun 1950-an

Pameran
- Duplikat sungai dan pengairan
- Duplikat hutan dan perkebunan tebu
- Duplikat pabrik gula merah tradisional
- Alat-alat peraga inndustri tradisi

ZONA PENDIDIKAN RAKYAT
Zona Pembelajaran
- Mengenal sistem pendidikan dan perkembangan sekolah di Malang sejak th. 1914-1958
- Mengenal alat peraga sekolah tempo dulu (bangku, tinta, sabak, grip)

Workshop
- Menggambar kaligrafi jawa dan Islam

Permainan tradisional (dakon, semprengan,layangan, umbulan, engklek, srigendem, tepak tekong, uyekuyek rante, jumpritan, krupukan, otong-otong bolong, kaki klek-klek, jamuran)
- Ukir kayu
- Tari japin

Gelar Budaya
- Gambus/terbang jidor Kamis, 21 Mei 2009 pkl.19.00
- Sholawat Jum`at, 22 Mei 2009 pkl,19.00
- Qosidah Sabtu , 23 Mei 2009 pkl,19.00
- Gambus Minggu,24 Mei 2009 pkl.19.00

ZONA MATA RANTAI
Zona pembelajaran Malang sebagai penghasil produk-produk pertanian
- Mata rantai bercocok tanam, mengolah tanah, menanam benih, mengolah sawah, memanen, mengupas, menyimpan, mengeringkan dan memasak
- Mengusir hama tanaman secara tradisional
- Memancing belut
- Memasak masakan dan jajanan tradisiaonal
- Merawat hewan ternak(ayam, menthok, kambing,sapi)
- Menyiapkan bahan bakar kayu dan cara memasak dapur tradisioanal

Pameran
- Duplikat sawah dan kebun desa, duplikat kebun dan alat memasak trdisional

GRAHA TELKOMSEL
Kamis-Minggu
21-24 Mei 2009 pkl.10.00-17.00
- Lomba permainan tradisioanal (Egrang, gobak sodor, sepak bola api, engklek)
- Lomba foto busana tempo doeloe
- Parade kreaasi aktifitas tradisi

PENDOPO AGUNG
Kamis,21 Mei 2009
(19.00-20.00) PEMBUKAAN ACARA MALANG TEMPO DULU
(20.00-24.00) Wayang Topeng ”Walang Wati Walang Semirang”
PATMA (Paguyupan Pecinta Topeng Malang)-W. Topeng Kota Malang, Kedung Monggo, Pakisaji, Jati Gui, Jambuer, Glagah Dowo Tumpang, piji Ombo G. Kawi)
Jum`at 22 Mei 2009
(10.00-17.00) Lomba Fashion Batik Anak dan Remaja
Sabtu,23 Mei 2009
(10.00-15.00) Lomba kreasi Batik Malang
(19.00-20.00) Sendra Trari “Duto Sang Anjilo”
(20.00-24.00) Wayang orang “Kongso Adu Jago”-Kelompok wayang orang Ang Hien Hoo, Karawitan Eng An Kiong
Minggu 24 Mei 2009
(07.00-14.00) Lomba menggambar dan mewarna anak
(19.00-24.00) Wayang Kulit ”Gatot Koco Klono Joyo” oleh 10 Dalang Malang

PANGGUNG LUDRUK
Kamis, 21 Mei (19.00-24.00)
“Bukan Bukti Mutilasi” (BBM)
Jum`at, 22 Mei (19.00-24.00)
“Kisah Putri Kadipaten“ (KPK)
Sabtu, 23 Mei (19.00-24.00)
“Korban Penipu Ulung” (KPU)
Minggu, 24 Mei (19.00-24.00)
“Balada Pejuang Kemerdekaan” (BPK)

PANGGUNG KOES PLUS
SETIAP HARI Pukul.10.00-22.00

Sumber :

http://malangsite.net

http://wisatamalang.indonetwork.net





Minggu, Mei 17, 2009

PILPRES 2009


Amanah dan Jabatan
Oleh : Ali Mustofa, S.Pd.I

“sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah (tanggung jawab) kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan untuk memikulnya dan takut terhadap tanggung jawab-nya. Manusia mau memikulnya, tetapi banyak kesalahannya dan bodoh.” (QS al-Ahzab:72)

Amanah mengandung pengetian yang luas. Misalnya suatu tanggung jawab yang dipikul oleh seseorang atau titipan yang diserahkan kepada orang lain. Dengan pengertian yang lebih umum, siapa yang di tangannya ada amanah (hak) untuk memilih atau mengangkat seorang pejabat hendaklah dilakukan dengan jujur, bedasarkan kepentingan bersama, dan bukan kepentingan diri pribadi.

Tapi ketika amanah hilang, tanggung jawab tidak dipenuhi, kejujuran telah tiada, atau tanggung jawab diberikan kepada orang yang bukan ahlinya, maka akan terjadilah kakalutan dan malapetaka, serta pertentangan dan pertikaian yang tidak ada ujungnya. Siapa yang diberi amanah (tanggung jawab) dalam satu urusan, hendaklah ia menjalankan sebagiamana mestinya dan jangan menyeleweng atau salah dalam mempergunakan kedudukannya itu.

Ayat diatas menggambarkan bahwa manusia secara kodrati mempunyai kecenderungan untuk menerima amanah yang diembankan kepadanya, akan tetapi hanya sedikit di antara mereka yang mampu menjalankannya karena kesalahan dan kebodohan mereka, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. “Dan orang-orang yang (beriman) itu memelihara amanah dan memenuhi janji mereka.” (QS al-Mu`min:8).

Jabatan adalah amanah sekaligus titipan dari Allah SWT, yang kelak harus dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya pada yaumil akhir. Maka berbahagialah orang yang berhasil menjalankan amanah yang di berikan kepadanya, karena usaha dalam menjaga amanah itu tidak akan sia-sia, ia akan mendapat imbalan yang tak ternilai dari Allah SWT. Begitu juga sebaliknya, orang yang sengaja menyia-nyiakan amanah yang di berikan kepadanya maka dia akan mendapatkan azab yang pedih.

CAPRES CAWAPRES 2009



Post Power Syndrome
Oleh: Ali Mustofa, S.Pd.I

Selain iri, dendam, dan hasad, ada penyakit hati lain yang bersumber dari sikap sombong dan takabur, yaitu keinginan untuk selalu berkuasa. Demi kekuasaan, orang kerap terjebak dalam perdebatan dan persaingan. Ironisnya, benyak sekali yang menggunakan cara-cara tidak terpuji dan membahayakan orang lain demi menggapai kekuasaan itu.
Tentu saja ini menggelikan. Bukankah kekuasaan itu adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh iktikad baik? Bagaimana mungkin sesuatu yang sesungguhnya “berat” itu diperebutkan? “kekuasaan adalah amanah, ia hanya menjadi kesedihan dan penyesalan pada hari kiamat kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan hak dan melaksanakan kewajibannya dengan baik,” kata Rasulullah dalam hadis riwayat Abu Hanifah.
Sebagai konsekuensi logis dari penyakit gila kekuasaan adalah timbulnya penyakit kronis baru yang disebut Post Power Syndrome, sebuah penyakit hati yang banyak menimpa para pemimpin setelah lengser dari jabatan. Efek penyakit ini nyata-nyata meresahkan semua pihak selain memberikan dampak negatif pada penderitanya. Kita doakan agar para pemimpin kita terhindar dari semua penyakit ini sehingga tidak ada lagi persaingan tidak sehat di antara mereka. Amin.
Ciri-ciri eks pemimpin yang mengidap penyakit ini adalah cenderung arogan, ingin dihormati dan diperlakukan seperti layaknya masih berkuasa, enggan menghormati pemimpin baru yang menggantikannya atau tidak mengakui kepemimpinannya, atau bahkan merongroongnya dengan berbagai tindakan anarki. Seakan dia menginginkan timbulnya imaji di tengah masyarakat bahwa kalau bukan dia yang memimpin, negara tidak aman dan rakyat selalu diliputi keresahan. Naudzubillah!
Selayaknya kita mengingatkan para pemimpin bangsa agar sedini mungkin megantisipasi timbulnya penyakit tersebut dalam jiwa, lalu meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Kita tahu bagaimana Abu Bakar dan Umar Ibn Khattab menjadi pemimpin. Mereka justru sedih memikirkan seandainya mereka tidak mampu melaksanakan tugas sebagai pemimpin, seperti perintah Allah: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya....” (QS 4:58) Wallahu `alam bisshawab.



Kamis, Mei 07, 2009

Sayap - Sayap Patah..!!!!



Sempat Memiliki
Yovie N Nuno

Mengapa Kita Bertemu
Bila Akhirnya Dipisahkan
Mengapa Kita Berjumpa
Tapi Akhirnya Di Jauhkan
Kau Bilang Hatimu Aku
Nyatanya Bukan Untuk Aku

*Bintang Di Langit Nan Indah
Dimanakah Cinta Yg Dulu
Masihkah Aku Disana
Di Relung Hati Dan Mimpimu
Andaikan Engkau Disini
Andaikan Tetap Denganku

Reff :
Aku Hancur Ku Terluka
Namun Engkaulah Nafasku
Kau Cintaku Meski Aku
Bukan Di Benakmu Lagi
Dan Kuberuntung
Sempat Memilikimu…

Back To [*]
Engkau Mengatakan
Merindukan Diriku Lagi
Ingin Ku Sampaikan
Ku Tak Hanya Sekedar Itu…


Minggu, Mei 03, 2009

Problematika Pendidikan di Indonesia


PROBLEM DAN TUNTUTAN KUALITAS
PENDIDIKAN DI INDONESIA PASCA REFORMASI
Oleh: Ali Mustofa, S.Pd.I

Sudah 60 tahun Indonesia merdeka, tetapi upaya untuk mencerdaskan kehidupan rakyat seolah-olah jalan di tempat. Di satu pihak, perangkat lunak pendidikan, termasuk sistem pendidikan dan kualitas SDM guru dan pengelola, masih tersangkut kebijakan tambal sulam. Di pihak lain, sarana dan prasarana pendidikan masih jauh dari memadai karena anggaran biaya pendidikan sangat rendah. Akibatnya, tingkat aksesibiltas anak negeri ini terhadap pendidikan yang bermutu sangat rendah. Sementara itu kualitas pembelajaran secara umum tidak kian meningkat karena kesejahteraan guru pun tidak kunjung membaik.

Walhasil, praktek komersialisasi pendidikan, ternyata membudaya. Banyak sekolah yang mulai mematok biaya pendidikan yang tampaknya tak terjangkau oleh banyak kalangan. Bagi yang mampu, sepertinya bukan masalah. Toh, pola pikir orang tua murid yang mampu, “kalau mau berkualitas, tentu makan biaya dong!”. Namun, bagaimana dengan peserta didik yang taraf ekonomi keluarganya masih dibawah standar kesejahteraan? Akhirnya, cerita peserta didik yang mencoba bunuh diri karena alasan tak sanggup membayar SPP atau kebutuhan lainnya menjadi berita yang kerap menghiasi media massa. Belum lagi kabar robohnya bangunan sekolah kian menambah kepiluan dunia pendidikan kita saat ini. Di tambah lagi kasus-kasus lain yang membuat kita mengelus dada seperti misalnya kasus mebel dalam pengadaan sarana meja dan kursi di sebuah sekolah di Kabupaten Malang. Ironis memang!

Terbitnya sinar reformasi di segala bidang pasca-1998 telah ikut menerangi alam pemikiran dunia penididikan di Indonesia yang sebelumnya dalam keremangan. Hal ini dimungkinkan karena pendidikan bukan merupakan entitas yang berdiri sendiri melainkan terkait timbal balik dengan filosofi dan sistem sosial, ekonomi, politik, bahkan hukum dan keamanan. Pendidikan memang merupakan kawasan luar biasa padat dan unsur-unsurnya tak terbilang. Ringkasnya, kerumitan pendidikan mencerminkan kerumitan hidup berbangsa dan bernegara itu sendiri. Maka perubahan apa pun dalam batang-tubuh pendidikan, mengisyaratkan terjadinya perubahan di segala bidang.

Tren globalisasi juga ikut menjadi faktor penting yang mempengaruhi tuntutan reformasi paradigma pendidikan kita. Seperti yang diramalkan oleh Futuris John Naisbitt bahwa abad ke-21 gelombang globalisasi akan memunculkan semangat otonomi lokal terhadap pusat. Dalam konteks nasional, semangat lokal ini pun terwujud pada derasnya tuntutan otonomi di hampir segala sektor, termasuk sektor pendidikan. Tren globalisasi juga melahirkan sebuah gaya hidup baru yang diwarnai oleh semangat persaingan. Gejala ini menuntut masyarakat dan organisasi mau tidak mau mengikuti irama perubahan yang serba cepat. Dengan kata lain, mempertahankan status quo berarti membiarkan diri tertinggal oleh deru perubahan tersebut.
Perubahan yang terjadi di Indonesia, seperti yang disinyalir Anwar Ibrahim, merupakan konsekuensi logis dari perubahan besar yang melanda Asia saat ini. Yaitu pergumulan antara Asia lama yang otokratis melawan Asia baru yang demokratis. Namun, di lain pihak, lahirnya revolusi sosial dan ekonomi, termasuk di Indonesia saat ini, juga merupakan senyawa antara kebebasan politik dan ekonomi, yang justru akan melahirkan Asia Baru.

Pembaharuan pendidikan yang secara legal-formal ditandai oleh revisi UU Sisdiknas No. 2/1989 memang terjadi sebagai konsekuensi logis perubahan sistem politik secara umum. Namun, terlepas dari hal itu, modernisasi di bidang pendidikan adalah suatu upaya jangka panjang dan berkesinambungan. Tidak hanya diperlukan suatu perubahan pada tingkat kebijakan, tetapi juga dukungan SDM yang profesional, serta kelembagaan yang mapan. Itu semua diperlukan guna mencapai tujuan umum pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup setiap individu manusia Indonesia, tanpa diskriminasi. Oleh karena itu, reformasi pendidikan sudah semestinya diarahkan kepada perubahan yang bermakna dan terencana dalam bidang pendidikan dengan mengikis habis berbagai kekurangan yang ada, serta memperkenalkan berbagai nilai dan sikap bermutu secara utuh dan terpadu. Namun ada tiga hal yang perlu dijadikan landasan reformasi pendidikan. Yaitu, mengejar ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan, mengedepankan sikap mandiri, serta membudayakan sikap tunduk pada hukum yang berlaku. Hal inilah yang mula-mula dilakukan di Jepang, menyusul pengeboman Nagasaki dan Hiroshima, sehingga pasca tragedi itu, mereka mampu tampil sebagai bangsa yang terhormat dalam panggung sejarah manusia dunia.

Dalam konteks kemandirian, bangsa Indonesia telah cukup lama melewati sebuah perjuangan fisik untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Proklamasi kemerdekaan 1945 merupakan simbol kemandirian bangsa secara fisik. Namun, bangsa ini masih belum sepenuhnya mandiri secara lahir dan batin. Kita masih tergantung kepada modal asing untuk menggerakkan roda pembangunan di hampir segala bidang. Kini, kita tengah berjuang melawan keterjajahan nonfisik berupa kebodohan, keterbelakangan, dan rendahnya kualitas SDM bangsa. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk mempersiapkan tenaga-tenaga handal yang berdiri di baris terdepan perjuangan fase kedua ini.

Keterbelakangan bangsa Indonesia di bidang pendidikan bukan rahasia lagi. Seperti juga, negara-negara lain yang berpopulasi Muslim, Indonesia memiliki kualitas SDM yang rendah. Untuk kasus Indonesia, banyak disinyalir bahwa penyebabnya adalah pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas terpenting. Naumn, seperti dikatakan Profesor Toshiko Kinosita, ini bukan kesalahan pemerintah saja, mmelainkan cerminan dari sikap dan orientasi masyarakat pada umumnya. Orang awam, politisi, hingga pejabat pemerintah semuanya berlomba-lomba mengejar uang, memperkaya diri, dan enggan berpikir panjang.

Jika diukur dari sisi material, indikator prioritas 20 persen dari APBN atau APBD yang disetujui oleh MPR, seharusnya menjadi awal kesadaran pemerintah beserta praktisi pendidikan terhadap pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang untuk mengangkat keterpurukan SDM. Setidaknya satu alasan yang mendukung pendidikan dari tinjauan kalkulasi ekonomi ini. Yaitu bahwa, pendidikan adalah bukan sekedar alat pertumbuhan ekonomi, melainkan sebagai tahap perintis bagi perkembangan ekonomi. Mengapa demikian?.



Refleksi Hari Pendidikan Nasional


Pendidikan Sebagai Investasi

Dalam manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis. Baik pada tataran individual maupun masyarakat. Misalnya, pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang juga kompetitif.
Terbukti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pendapatannya. Hal itu bisa dimaklumi, bahwa orang yang berpendidikan lebih produktif ketimbang yang tidak berpendidikan. Para penganut teori human capital berpendapat, indikasi sector pendidikan yang memberi manfaat pada sector ekonomi tampak jelas dari kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, peningkatan gizi/kesejahteraan keluarga, serta kemampuan menikmati masa pensiun kerja.
Tak cukup itu, nilai balik pendidikan terhadap modal investasi ini ternyata memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi daripada investasi fisik dibidang yang lain. Hal itu kentara dari perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja. Di Negara-negara yang sedang berkembang, misalnya, nilai balik terhadap investasi pendidikan sebesar 20 persen dibanding investasi modal, 15 persen. Sementara di negara-negara maju nilai balik tersebut justru lebih rendah, yakni 9 persen (modal investasi) berbanding 13 persen dari investasi pendidikan. Logikanya, bahwa jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di Negara berkembang relative lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan akan itu, sehingga tingkat upah pun lebih tinggi.
Bila memakai teori human capital tersebut, investasi pendidikan, tidak harus dipahami dalam kerangka proses penciptaan lapangan kerja formal belaka, apalagi yang serba instan. Pertama dan terutama investasi pendidikan menuntut adanya penghayatan akan pentingnya penguatan basis kultur orientasi pendidikan itu sendiri. Penguatan basis kultur tersebut semakin diperlukan mengingat nilai modal manusia tidak terbatas pada fungsi ekonomi semata, tetapi mencakup fungsi-fungsi kemanusiaan dengan segala dimensi dan totalitasnya, baik fungsi sosial, kultural, politik, dan pendidikan itu sendiri.
Fungsi sosial pendidikan mengacu kepada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial antarmasyarakat yang setara ataupun berbeda. Karena itu, pendidikan pada tingkat individual seharusnya dapat membantu siswa, baik secara psikologis, sosial, maupun fisik, untuk mengembangkan potensinya. Fungsi politik merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik yang dapat mengembangkan sikap kewarganegaraan yang baik, yang akhirnya menjadi elemen-elemen masyarakat madani. Adapun fungsi budaya, merujuk pada kontribusi pendidikan pada peralihan dan pekembangan budaya pada tingkat sosial yang berbeda, seperti kesadaran estetis, sosialisasi dengan norma, atau nilai dan kemampuan menciptakan budaya yang kondusif. Adapun fungsi pendidikan terhadap pendidikan, tak lain adalah agar mempu mengembangkan pola belajar dan mengajar yang lebih baik, yang dapat ditelaah ulang. Inilah mata rantai pendidikan, yang dari pendidikan (in-put) kemudian memberi akses (out-put), kemudian mendaur-ulang kembali (out-put & in-put).



Pendidikan (in-put)



Perubahan: Sosial-Kemanusiaan-Politik-Budaya= (out-put)



Pendidikan (out-put & in-put)

Kesemua fungsi di atas pada gilirannya mendukung tercapainya tujuan ideal pendidikan, yaitu membentuk kepribadian manusia dengan segala totalitasnya, jasmani dan rohaninya, rasa dan nalarnya, serta akal dan budi-pekertinya. Sehingga dapatlah dikatakan, pendidikan manusia meliputi semua aspek di mana apa yang didengar, dilihat, dirasakan, dialami, dan dikerjakan oleh anak didik merupakan sarana pendidikan bagi dirinya.







Jumat, April 17, 2009

FROM MALANG WITH LOVE......!!!!

FOREVERMORE

Women was created from the ribs of man

Not from his head to be upon him

Not from his feet to be walk upon him

But from his side to be equal

Near to his arm to be protected

And close to his heart to be loved……


Aku mencintaimu bukan karena ingin memeluk dan mendekapmu tapi aku mencintaimu karena aku mencintai-Nya….

Tautan waktu berjalan, iring langkah bersama mendewasakan semua rasa perasaan jiwa, tak akan mungkin mengingkari melawan arti cinta, perlahan mulai belajar melaraskan batin menyatukan ruang tingkap pengertian tak pernah ku merasakan penat menjadi beban meski peluh mengalir dan mesti terluka. Menyangsikan cinta dalam keras kehidupan naïf terlahir kewajaran kodrati lepaskan semua.


Demi cinta ,,,,,,,, bersandinglah…..!

Dalam sisi hidupku ini…..

Demi cinta,,,,,,,,, berjanjilah……..!

Melangkah bersama…..




Selasa, April 14, 2009

WAJAH PEMILU KITA

Kepada Siapa Rakyat Berharap?

Oleh: Ali Mustofa, S.Pd.I*

Senin: 13 April 2009

Jangan ditanya wibawa anggota legislatif saat ini. Berbagai isu - dikatakan isu karena sejauh ini belum ada penyelidikan tuntas - terus menerpa anggota DPR, DPRD hingga pejabat pemerintah. Dari mulai isu suap hutan lindung, pembahasan undang-undang maupun peraturan daerah hingga kasus korupsi pejabat pemerintah.

Publik tidak lagi memerlukan bukti-bukti apakah isu tersebut benar atau tidak. Bagi publik, isu suap dan korupsi di legislatif sudah menjadi rahasia umum. Rakyat merasakan betapa kehidupan para anggota legislatif berubah drastis selama beberapa tahun terakhir. Dari yang semula mengendarai sepeda motor atau mobil sederhana, menjadi kaya raya. Rakyat juga tak lagi peduli apakah kekayaan anggota legislatif tersebut diperoleh melalui cara-cara halal dan tidak melanggar hukum.

Pemilu legislatif baru saja usai, banyak kalangan yang meragukan kinerja para anggota caleg untuk menjadi wakil rakyat di perlemen nanti karena banyak dari para caleg yang tidak mengetahui urusan pemerintahan apalagi dunia politik. Tidak heran belakangan ini ada celotehan dari sebagian anggota masyarakat: untuk menjadi kaya, tidak perlu menjadi pengusaha, cukup menjadi anggota DPRD atau DPR. Bahkan yang lebih merisaukan adalah ada anggapan bahwa ingin menjadi anggota legislatif karena tidak mempunyai pekerjaan tetap. Ada juga yang menyatakan korupsi dalam lima tahun terakhir ini melebihi 32 tahun rezim Orde Baru berkuasa. Korupsi sekarang ini sangat terang-terangan dan merata.

Meski tidak mudah membuang kotoran yang kini melekat di wajah DPR/DPRD dan pejabat pemerintah, bukan berarti tidak ada jalan untuk membersihkannya. Dalam beberapa kasus suap dan korupsi setidaknya ada dua mekanisme yang bisa ditempuh. Pertama, kepemimpinan yang kuat. Itulah persoalan utama republik ini, bukan ekonomi atau politik. Kepemimpinan seperti ini, yang yakin akan dirinya dan tahu apa yang dilakukannya, mampu mengarahkan program-program pemerintahnya untuk mengatasi krisis yang masih terus merundung.

Kepemimpinan yang demikian tidak akan gentar menghadapi tantangan yang pasti menghadangnya. Pertanyaannya tentu adalah, apakah kelompok orang yang sekarang duduk di tampuk kekuasaan republik ini sudah merupakan atau menunjukkan kepemimpinan yang kokoh? Satu hal pasti, para pemegang kekuasaan di pucuk negeri ini adalah pemimpin yang membawahkan seluruh rakyat, bukan lagi sekedar pemimpin dan anggota partai tertentu.

Jadi, mereka berdiri di atas seluruh partai, bukan lagi bagian dari partainya sendiri. Ini, seperti kata Habibie, demi objektivitas kepemimpinannya. Keterikatan yang terus berlangsung antara seorang pejabat negara dan partainya akan mudah sekali menimbulkan desas-desus bahwa partainya, bagaimana pun, akan mendapat pengistimewaan dalam berbagai hal. Itu jelas tidak sehat.

Di sisi lain, akan muncul kesan bahwa pelepasan jabatan dalam partai dapat mengakibatkan pejabat itu merasa kehilangan dukungan dari orang-orang partainya. Pejabat yang kurang percaya diri bisa limbung karena seolah harus berdiri sendiri tanpa dukungan yang selama ini dinikmatinya. Jadi, ada ketakutan untuk lepas dari pegangan. Di sinilah kepemimpinan dirinya diuji. Walaupun sebanyak mungkin tentang “modal” kepercayaan diri disodorkan, namun bagi seorang yang beriman, keyakinan diperoleh semata melalui pertalian erat dengan Yang Maha Kuasa. Tanpa pernah putus asa akan pertolongan Allah, seorang pemimpin akan memiliki dasar yang kuat untuk mengarahkan negeri ini ke alur pemulihan yang benar.

Mekanisme kedua melalui hukum. Dengan terbentuknya kepemimpinan yang kokoh maka akan terbentuk undang-undang dan hukum yang kuat. Polisi atau kejaksaan dapat melakukan penyelidikan tanpa adanya intervensi dari pihak manapun dan segera merespon delik aduan agar tidak mempertebal kayakinan rakyat bahwa penindakan kasus suap dan korupsi hanya basa-basi belaka, tapi juga akan menimbulkan dugaan bahwa korupsi dan suap adalah jaring-jaring raksasa. Semua orang terperangkap didalamnya. Jika demikian, rakyat tidak lagi bisa berharap kepada siapa pun. Reformasi yang diharapkan dapat mengubah perilaku pejabat, justru sebaliknya.

*. Penulis adalah mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang,

Konsentrasi Pendidikan Islam.